Senin, 10 Oktober 2011

Galau

saat qta dibutuhkan,qta slaluu ada uTknyaa..
tpii bGaimnaa saat qta yg membutuhkan..??
kmnaa mrekaa??
dimnaaa???
saat smuaa hal nya berubah..
sunGguh yg adaa hanya kekecewaan..
makasih uTk hal yg tak sempat terucpkan..

pErlukah iNI tErjadii??
bGAimnaa pLA..saat qta mencintaii seseorang,,tpi ternytaa sklii pun dy tak pnh mencintai Qtaa??
suNgguh hal yg sangat menyakitkan,,terlebih dyaa adalah temen Qta sendiri..

tpii ada satu hal yang sangat yg masuk akal..
ternyata hidup yg qta jlanin bagaikn sederet kata2 yg dipisahkan beberpa spasi..
kdg buth koma( , ) untuk mengistirahtkan perjalan
sering mucul tanda tanya ( ? ) saat qta kehilangan arah..
bahkan sesekali muncul tanda seru ( ! ) ketika kenyataan tidak sesuai dengan yang diharpakan .Sadar bahwa perjalanan ini butuh PETA & Catatan  yang selalu memberi petunjuk sebagai evaluasi.
Yakin bahwa titik ( . ) bukan lah akhir darii segalanya kRna msih ada sederet kata2 berikutnyaa..

keep sPirit soBaaat..

uNtuk semua sahabat yG merasakan hal yg sama dengan Q..

makalah bakat khusus



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Belajar ataupun bekerja pada bidang yang diminati terlebih lagi didukung dengan bakat serta talenta yang sesuai ,akan membawa gairah dan memberi kenikmatan dalam mempelajari atau menjalaninya. Sayangnya sering kali remaja memilih suatu jurusan atau bidang studi karena terbawa dan ikut teman-temannya,atau memilih memilih bidang yang lebih popular,tanpa sempat mencerna terlebih dahulu dan memahami bidang yang akan dipelajari,menjadi apa setelah selesai sekolah ataupun lebih jauh lagi mengenali bidang pekerjaan seperti apa yang bias digelutinya sesuai dengan latar belakang pendidikannya tersebut.
Mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar seseorang belajar atau dikemudian hari bisa bekerja dibidang yang diminatinya dan sesuai minat dan bakat yang dimilikinya sehingga mereka bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias.
Bakat adalah bawaan, given from God, dan bakat adalah sesuatu yang dilatih. Sebelum memahami beberapa definisi dan pendekatan bakat yang juga diungkapkan beberapa ahli, ada baiknya kita yakini satu hal: yakin dan percayalah bahwa setiap insan di muka bumi ini telah memiliki bakat berupa anugerah cuma-cuma dari Sang Maha Kuasa. Beberapa istilah kerap dipakai ketika berbicara bakat secara spesifik, antara lain aptitude, talent/talenta, intelligence/inteligensi/kecerdasan, gifted/giftedness, dan sebagainya.
Pada dasarnya istilah-istilah tersebut membawa makna bakat yang berkembang sesuai kebutuhan dan kepentingan. Namun sama-sama mengandung unsure bakat bawaan dan latihan. Misalnya yang dikemukakan Renzulli (1981), bakat merupakan gabungan dari tiga unsur esensial yang sama pentingnya dalam menentukan keberbakatan seseorang, yakni kecerdasan kreatifitas dan tanggung jawab.
Kecerdasan, beserta aspek-aspeknya dapat diukur dengan tes psikologi, termasuk kemampuan intelektual umum dan taraf inteligensi. Aspek-aspek kemampuan intelektual, antara lain mencakup logika abstrak, kemampuan verbal, pengertian sosial, kemampuan numeriak, kemampuan dasar teknik dan daya ingat/ memori. Kreativitas, menurut Guilford (1956), dapat dinilai dari ciri-ciri aptitude seperti kelancaran, fleksibilitas dan orisinalitas, maupun ciri-ciri non-aptitude, antara lain temperamen, motivasi, serta komitmen menyelesaikan tugas dengan baik dan cermat. Dalam hal ini bakat merupakan interseksi dari faktor bawaan dan pengaruh lingkungan. Jadi apabila seseorang terlahir dengan suatu bakat khusus, jika dididik dan dilatih, bakat tersebut dapat berkembang dan dimanfaatkan secara optimal. Sebaliknya jika dibiarkan saja tanpa pengarahan dan penguatan, bakat itu akan mati dan tak berguna.
B.     TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui bakat khusus secara mendalam, ciri-ciri, jenis bakat khusus, hubungan antara bakat khusus dengan prestasi, factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus dan perbedaan individual dalam bakat khusus.
C.  MANFAAT PENULISAN
Diharapkan dengan mengetahui bakat khusus secara mendalam maka, individu yang memiliki bakat khusus akan mampu berprestasi secara optimal baik didalam keluarga, lingkungan, maupun di sekolah. Dengan memberikan dukungan secara maksimal kepada individu untuk mengembangkan bakat khusus tersebut.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN BAKAT KHUSUS
Bakat (aptitude) mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi ( potential ability ) yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Karena sifatnya yang masih potensial atau masih laten, bakat memerlukan ikhtiar pengembangan dan pelatihan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud ( Utami Munandar 1992 ) . Bakat berbeda dengan kemampuan (ability) yang mengandung makna sebagai daya untuk melakukan sesuatu, sebagai hasil pembawaan dan latihan. Bakat juga berbada dengan kapasitas (capacity) dengan sinonimnya, yaitu kemampuan yang dapat dikembangkan di masa yang akan datang apabila latihan dilakukan secara optimal ( Conny Semiawan 1987 ) .
Jadi, yang disebut bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan, baikyang bersifat umum maupun yang bersifat khusus ( Conny Semiawan 1987 ). Bakat umum apabila kemampuan yang berupa potensi tersebut bersifat umum. Misalnya bakat intelektual secara umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan bersifat khusus. Misalnya bakat akademik, social, dan seni kinestetik. Bakat khusus biasanya disebut talent sedangkan bakat umum (intelektual) biasanya disebut gifted .
Bakat adalah tingkat kemampuan yang tinggi yang berhasil dicapai seseorang dalam keterampilan tertentu, demikian menurut (Tedjasaputra, 2003). Menampilkan bakat dibutuhkan motivasi kuat yang disebut minat, yakni kebebasan seseorang memilih segala sesuatu yang disukai, disenangi dan ingin dilakukan. (Gardner 1993) mengganti istilah bakat dengan “ kecerdasan “ yang berupa kecerdasan umum maupun kecerdasan khusus. Sedikitnya ada sembilan kecerdasan atau bakat yang mungkin dimiliki seseorang, yakni logical mathematical, linguistic/verbal, visual spatial, musical, bodily-kinesthetic, interpersonal, intrapersonal, natural, dan moral/ spiritual. Teori Gardner ini menjadi pegangan bahwa setiap orang memiliki bakat unik dan berbeda. Orang tidak dapat dipaksa berprestasi di luar bakat bakat khusus yang dimilikinya .
B. JENIS-JENIS BAKAT KHUSUS
Bakat khusus (talent) adalah kemampuan bawaan berupa potensi khusus dan jika memperoleh kesempatan berkembang dengan baik, akan muncul sebagai kemampuan khusus dalam bidang tertentu sesuai potensinya .
Conny Semiawan dan Utami Munandar (1987) mengklasifikasikan jenis-jenis bakat khusus, baik yang masih berupa potensi maupun yang sudah terwujud menjadi lima bidang,yaitu
1.      Bakat akademik khusus
2.      Bakat kreatif – produktif
3.      Bakat seni
4.      Bakat psikomotorik
5.      Bakat sosial  
Sehubungan dengan cara berfungsinya ,ada dua jenis bakat yaitu :
·         Kemampuan pada bidang khusus ( talent ) seperti pada bakat music , bakat menari , olah raga dan lain – lain
·         Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir kemampuan khusus misalnya bakat melihat ruang (dimensi) dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di bidang teknik arsitek.
Bakat bukanlah merupakan trait atau sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. Misalnya dalam bakat musik terdapat kemampuan membedakan nada, kepekaan akan keserasian suara, kepekaan akan irama dan nada.
Bakat baru muncul atau teraktualisasi bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan, sehingga mungkin saja terjadi seseorang tidak mengetahui dan tidak mengembangkan bakatnya sehingga tetap merupakan kemampuan yang latent.

C.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAKAT KHUSUS
Conny semiawan (1987) dan Utami munandar (1992) menegaskan bahwa berbeda denagn kemampuan yang menunjukkan pada suatu kinerja (perfonmance) yang dilakukan sekarang. Bakat sebagai potensi masih memerlukan pendidikan dan latihan agar suatu kinerja dapat dilakuakan pada masa yang akan datang. Ada sejumlah factor yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus yang secra garis besar dikelompokkan menjadi dua yaitu factor internal dan factor eksternal. Factor internal adalah factor yang berasal dari dalam diri individu ,Factor – factor tersebut adalah :
·         Minat
·         Motif berprestasi
·         Keberanian mengambil resiko
·         Keuletan dalam menghadapi tantangan
·         Kegigihan dalam mengatasi kesulitan
Adapun faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari lingkungan individu tumbuh dan berkembang. Faktor – faktor tersebut adalah :
·         Kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri
·         Sarana dan prasarana
·         Dukungan dari orangtua
·         Lingkungan tempat tinggal
·         Pola asuh orangtua
                  Individu yang memiliki bakat khusus dan memperoleh dukungan internal maupun eksternal, yaitu memiliki minat yang tinggi terhadap bidang yang menjadi bakat khususnya, memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, memiliki daya juang tinggi, dan ada kesempatan maksimal untuk mengembangkan bakat khusus, maka akan muncul kemampuan berprestasi.


D.    PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM BAKAT KHUSUS
Dilihat dari aspek apapun, setiap individu memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Demikian juga dalam aspek bakat khusus, setiap individu memiliki bakat khususnya masing-masing secara berbeda. Perbedaan bakat khusus ini bisa terletak pada jenisnya dan juga pada kualitasnya. Perbedaan dalam jenisnya terlihat dari kemampuan yang ditunjukkan. Misalnya, seseorang memiliki bakat khusus bekerja dengan angaka (numerical aptitude), yang lain lebih menonjol dalam berbahasa (verbal aptitude), sementara yang lainnya memiliki bakat yang menonjol dalam bidang musik.
Sedangkan perbedaan dalam kualitasnya mengandung makna bahwa di antara individu satu dengan yang lain memiliki bakat khusus yang sama, tetapi kualitasnya berbeda. Misalnya antara orang yang sama-sama memiliki bakat khusus bekerja dibidang angka. Orang pertama mimiliki kemampuan yang lebih unggul dibanding kemampuan orang kedua. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan antara anak yang satu dengan anak yang lain yang dipengaruhi oleh gen orangtua masing – masing .
E.     UPAYA PENGEMBANGAN BAKAT KHUSUS REMAJA
Agar dapat mewujudkan bakat khususnya secara optimal mereka memerlukan progam pendidikan khusus sesuai dengan bakatnya yang biasa dikenal dengan istilah pendidikan berdiferensi.
Selain dengan progam tersebut, individu yang meiliki bakat khusus juga memerlukan dukungan secara optimal dari lingkungan untuk mengembangkan bakat khususnya tersebut. Ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan umtuk mengembangkan bakat khusus individu, yaitu sebagai berikut :
o   Mengembangkan situasi dan kondisi yang memberikan kesempatan bagi anak
            untuk mengembangkan bakat khususnya.
o   Berupaya menumbuhkembangkan minat dan motif berprestasi tinggi dikalangan
            anak remaja, baik dalam lingkungan keluarga maupun sekolah.
o   Meningkatkan kegigihan dan daya juang pada diri anak dan remaja dalam
            menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan.
o   Mengembangkan program pendidikan yang efektif
Bila semua aspek diatas dapat terpenuhi maka, pengembangan anak yang mempunyai bakat khusus akan bisa berkembang secara optimal, dan memberikan prestasi yang memuaskan terhadap orang tua lingkungan social serta lingkungan pendidikan.

F.     HAL YANG PERLU DICERMATI DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT KHUSUS
Usia remaja adalah masa perkembangan yang ditandai dengan solidaritas tinggi terhadap teman-teman sebayanya. Remaja yang kurang memahami siapa dirinya, memiliki kebutuhan yang besar untuk berada dan diakui dalam kelompoknya. Hal ini seringkali membuat remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya kurang sesuai dengan bakat serta minat pribadinya. Untuk memilih bidang-bidang yang akan dikembangkannya, remaja perlu berdiskusi, mencari masukan dan bertukar pikiran dengan orang tuanya.
            Apa yang bisa orang tua lakukan dirumah :
o   Patoklah prestasi akademis yang tinggi namun realistis buat anak .
o   Tanamkanlah rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
o   Bicara dan bermain dengan anak, untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
o    Berceritalah mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi, apa saja yang terjadi di lingkungan sekitar. Saat berbicara mengenai rutinitas harian Anda, jelaskan apa yang Anda lakukan dan mengapa. Doronglah anak untuk bertanya untuk Anda jawab, atau bisa juga bantu dia untuk menjawabnya sendiri.
o   Perhatikan apa yang mereka suka lakukan, seperti hobi menggambar, melukis, atau menggunakan angka-angka. Bantu mereka mengembangkan kesukaan itu, dan cari tahu bagaimana mereka bisa mengikuti lomba di lingkungan sekitar atau di tingkat kota.
o    Bawa anak ke tempat-tempat dimana mereka bisa mempelajari hal baru, seperti pentas musik, museum atau galeri seni.
o    Cari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor membantu anak mengembangkan bakat mereka.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN
Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud . Bakat tidaklah diturunkan semata melainkan merupakan hasil interaksi dari factor keturunan dan factor lingkungan . Bakat mencakup ciri – ciri lain yang dapat memberi kondisi atau suasana yang memungkinkan bakat tersebut terealisasi termaksud intelegensi , kepribadian , dan keterampilan khusus. Potensi yang dimiliki individu ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus ,intelegensi termaksud kemampuan umum , sedangkan kemampuan khusus mengacu kepada bakat yang dimiliki individu. Sehubungan dengan cara berfungsinya,bakat dibedakan menjadi :
ü  Kemampuan pada bidang khusus ( talent ) misalnya bakat menyanyi ataupun melukis .
ü  Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk menyalurkan kemampuan khusus .
Dan untuk mengetahui / mengenali bakat anak yaitu dengan cara :
1.      Melakukan Tes      ↔ Tes IQ , Tes Bakat , dan Tes Kreativitas
2.      Non tes                   ↔ Observasi , Wawancara ( Langsung & Tak Langsung)                                                            Angket dan Studi Dokumentasi
Bakat bukanlah merupakan trait atau sifat tunggal,melainkan merupakan sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat.Setiap anak memiliki kelebihan dan talenta yang sebagian sudah bisa tampak pada usia dini,sehingga orang tua harus selalu memperhatikan minat dan bakat yang di miliki oleh anak tersebut.dengan mengembangkan minat dan bakat bertujuan agar anak yang mendapat didikkan yang baik dan selalu terpenuhi apa yang menjadi keinginannya ,kemudian hari bisa bekerja dibidang yang diminati nya dan sesuai dengan kemampuan serta minat dan bakat yang dimilikinya sehingga anak tersebut bisa mengembangkan kapabilitas untuk belajar serta bekerja secara optimal dengan penuh antusias.
B.     SARAN
Bakat khusus seharusnya dikembangkan dengan maksimal agar anak bisa berprestasi dalam segala bidang sesuai dengan bakat yang dimilikinya.Diharapkan orang tua jeli dalam melihat bakat khusus yang dimiliki oleh anak mereka, serta mereka mendukung secara optimal pengembangan bakat khusus tersebut, dengan memberikan sarana dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan bakat khusus tersebut secara optimal.
Diharapkan lingkungan sosial juga memberikan dukungan yang positif kepada anak yang berbakat dengan memberikan pelitan-pelatihan khusus sesuai dengan bakat nya tersebut, dan juga lingkungan memberikan apresiasi kepada anak yang berbakat dengan mengadakan lomba-lomba bagi mereka yang berbakat dan diberikan penghargaan bagi mereka yang berprestasi.
Lingkungan sekolah juga diharapkan ikut serta dan berperan aktif dalam mengembangkan bakat khusus anak yang berprestasi, dengan melengkapi sarana dan prasarana yang ada dilingkunagan sekolah guna mengoptimalkan bakat yang dimiliki oleh para murid, dan juga memberikan beaseiswa kepada murid yang berbakat dan juga berpr4estasi, baik dalam tingkat local maupun nasional.
C.    DAFTAR PUSTAKA
Semiawan,C;Munandar,A,S;Munandar,S.C.U,1984.Memupuk Bakat dan Kreativitas siswa sekolah menengah. Jakarta: PT Gramedia
Tim penulis,2006.Perkembangan Peserta Didik . Padang : UNP Press
www.scribd.com //books – Non Fictions


BAB IV
PENUTUP
Manusia telah dibekali akal dan rasa untuk berkreasi,menciptakan inovasi,agar segalanya berubah ke arah yang lebih baik dengan ikhtiar mulai dari diri sendiri.Makanya kita harus selalu bersyukur telah apa yang diberikan,menjaga,dan menggunakan bakat atau kelebihan yang kita miliki sebaik-baik mungkin agar apa yang menjadi pilihan hidup kita dapat berguna bagi diri sendiri,orang tua,masyarakat dan juga Negara.



















Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Peran Jamsostek dalam Upaya Menurunkan Angka Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja

Partisipasi PT Jamsostek (Persero) dalam membudayakan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) di Indonesia merupakan komitmen untuk menangani berbagai permasalahan dalam mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Peran tenaga kerja, khususnya di sektor formal, dalam pembangunan nasional terus meningkat dengan segala tantangan dan risikonya. Oleh karena itu, tenaga kerja perlu diberikan perlindungan dan kesejahteraan, sehingga bisa menjadi garda terdepan dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional.

Di Indonesia, penyelenggaraan jaminan sosial diselenggarakan oleh badan penyelenggara berstatus badan usaha milik negara (BUMN) yang dibentuk berlandaskan peraturan dan perundang-undangan. PT Jamsostek (Persero) sendiri ditunjuk sebagai badan penyelenggara jaminan sosial berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, PT Jamsostek mengutamakan pelayanan kepada tenaga kerja yang menjadi peserta. Tentunya dalam rangka memberikan perlindungan terhadap segala risiko saat bekerja, sekaligus memberikan kesejahteraan bagi tenaga kerja dan keluarganya

Direktur Operasi dan Pelayanan PT Jamsostek (Persero) Ahmad Ansyori mengatakan, bentuk perlindungan dan kesejahteraan bagi tenaga kerja tersebut sudah terakomodasi dalam program-program jaminan sosial yang diselenggarakan PT Jamsostek.

`Meski bersifat mendasar, program jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JK), jaminan hari tua (JHT), dan jaminan pemeliharaan kesehatan (J PK) mampu memberikan perlindungan maksimal kepada tenaga kerja Apalagi selama ini tenaga kerja relatif mempunyai kedudukan yang lebih lemah dalam hubungan industrial.Salah satu risiko dalam pekerjaan yang dihadapi tenaga kerja, di antaranya kecelakaan kerja (KK) dan penyakit akibat kerja (PAK). Dalam hal ini, JKK dan PAK merupakan risiko-risiko yang harus dihadapi tenaga kerja selama waktu kerja. Ini menjadi alasan utama mengapa jaminan sosiial sangat diperlukan tenaga kerja.

Kecelakaan Kerja

Ahmad Ansyori menuturkan, dalam terminologi yang digunakan di Indonesia, kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja tersebut. Kecelakaan kerja termasuk jika tenaga kerja mengalami kecelakaan dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja atau pulang ke rumah dari tempat kerja melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui yang bersangkutan.

Bahkan di Indonesia, bila tenaga kerja meninggal mendadak di tempat kerja juga dianggap sebagai kecelakaan kerja. Misalnya tenaga kerja yang sedang bekerja di tempatnya bekerja tiba-tiba meninggal dunia. Ini tanpa melihat penyebab dari penyakit yang diderita. Atau tenaga kerja mendapat serangan penyakit di tempat kerja, kemudian langsung dibawa ke dokter/ unit pelayanan kesehatan atau rumah sakit, di mana tidak lebih dari 24 jam kemudian meninggal dunia.

Dengan mengambil asumsi 264 hari kerja dalam 1 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata pada 2009 terdapat 17 tenaga kerja mengalami cacat fungsi akibat kecelakaan kerja setiap harinya. Selain itu, 10 tenaga kerja mengalami cacat sebagian, dan 0.2 tenaga kerja mengalami cacat total akibat kecelakaan kerja setiap harinya. Bahkan dari angka statistik yang ada, sebanyak 8 tenaga kerja meninggal akibat kecelakaan kerja setiap harinya.

Dalam kasus yang ditemui selama ini, kecelakaan kena bai nyak dialami tenaga kerja usia 26 hingga 30 tahun. Untuk 2009 misalnya, terdapat 22.338 kasus dari total 96.314 kasus di tahun 2009 atau sebesar 23,19 persen. Kecelakaan kerja paling banyak terjadi di dalam lokasi/lingkungan kerja Persinya sebanyak 65.568 kasus dari 96. 314 total kasus selama 2009 atau sebesar 68.07 persen.

Tenaga kerja banyak mengalami kecelakaan kerja akibat dari kondisi berbahaya dan pengamanan yang tidak sempurna Terkait hal ini, terjadi 57.626 kasus kecelakaan kerja atau sebesar 58.15 persen dari total kasus selama 2009.

Selain faktor pengaman dan kondisi kerja yang berbahaya, kecelakaan kerja juga kerap terjadi akibat kesalahan tenaga kerja bersangkutan. Kecelakaan kerja akibat tindakan berbahaya tenaga kerja dengan mengambil posisi yang tidak aman mencapai 31.776 kasus atau sebesar 32.06 persen dari total kasus.

"Dari data yang ada, dapat disimpulkan bahwa faktor utama penyebab kecelakaan kerja meliputi faktor perilaku yang tidak aman serta kondisi lingkungan kerja yang tergolong berbahaya atau minimnya sarana pengamanan," kata Ansyori.

Penyakit Akibat Kerja

Insiden penyakit akibat kerja (PAK) maupun kematian yang berhubungan dengan pekerjaan secara pasti belum dapat diketahui, kecuali di sejumlah negara maju. Hal ini dikarenakan, kesulitan untuk menghubungkan suatu penyakit dengan penyebab tertentu. Selain itu juga terkait kurangnya informasi mengenai prevalensi pajanan pada populasi tenaga kerja.

"Besarnya biaya yang diperlukan untuk mendapatkan data yang akurat dan menganalisisnya juga mem pengaruhnya. Belum lagi terkait kenyataan bahwa hanya sebagian kecil bahan kimia, khususnya yang digunakan oleh industri, sudah diketahui efeknya terhadap kesehatan manusia. Ini berpulang pada kondisi masyarakat yang kurang mempedulikan masalah penyakit akibat kerja atau belum menjadi prioritas," tutur Ansyori.

Padahal, kegagalan untuk mengenal dan memahami penyakit akibat kerja merupakan masalah yang cukup mengkhawatirkan dan berdampak negatif terhadap tenaga kerja. Dalam hal ini tenaga kerja akan dirugikan secara materiil, karena tidak mendapatkan jaminan sosial yang sebenarnya menjadi haknya.

"Pihak perusahaan juga tidak akan peduli dan tidak akan melakukan pengendalian terhadap potensi yang bisa menyebabkan pe-nyakit akibat kerja di lingkungan kerja Akibatnya kerap terjadi kecacatan dan kematian akibat kerja yang dialami pekerja Ini karena tidak dilakukan penanganan penyakit akibat kerja sejak dini," ujar Ansyori.

Kebijakan

Partisipasi PT Jamsostek (Persero) dalam membudayakan K-3 di Indonesia merupakan wujud komitmen untuk berperan aktif untuk menangani permasalahan-permasalahan yang timbul dalam upaya mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Partisipasi PT Jamsostek (Persero) sudah direalisasikan dalam berbagai bentuk. Sosialisasi K-3

PT Jamsostek (Persero) secara berkala menyelenggarakan seminar tentang penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja di lingkungan perusahaan. Kegiatan ini dilakukan di kantor wilayah atau kantor cabang PT Jamsostek di berbagai daerah di Indonesia.

Selain itu, Jamsostek juga kerap mengadakan diskusi atau seminar tentang K-3 dengan melibatkan pihak perusahaan, praktisi atau pakar K-3, dokter penasihat, pihak akademisi, pengawas pegawai negeri sipil (PPNS), perwakilan pekerja, dan pihak terkait lainnya.

Pertemuan dengan dokter ahli dan pembentukan Pusat Informasi Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja juga diwujudkan. Ini sebagai tempat atau media untuk konsultasi dan pemberian informasi untuk perusahaan. Terutama mengenai kasus-kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di perusahaan, berikut cara menyelesaikannya.

"Tujuan dibentuknya pusat informasi ini agar menjadi pusat statistik nasional dan rujukan bagi studi mengenai kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Tentunya melalui proses pengumpulan data dan referensi yang terkait, baik skala nasional maupun internasional. Ini juga sekaligus untuk mewujudkan keseragaman pemahaman serta keselarasan persepsi serta mendukung upaya terci-patanya manajemen K-3 yang optima] di perusahaan," ucap Ansyori. Pelaksanaan K-3

Untuk mendorong penerapan sistem manajemen K-3 di perusahaan, PT Jamsostek (Persero) memberikan bantuan alat-alat pelindung diri alat alat-alat K-3. Selain itu juga bantuan pelaksanaan uji kebisingan melalui pemeriksaan di perusahaan-perusahaan. Ini dilakukan I bekerja sama dengan Balai Hyperkes (klinik/laboratorium uji kesehatan).

"Kita juga membantu melakukan penelitian terkait meningkatnya kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di perusahaan. Meski angka kasus kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja meningkat, namun banyak perusahaan yang sudah menerapkan sistem manajemen K-3 secara baik. Hasilnya nihil kecelakaan kerja. Untuk perusahaan yang berhasil menjalankan sistem manajemen K-3 dengan baik ini, PT Jamsostek memberikan penghargaan dengan nama Jamsostek Award," kata Ansyori.Trauma Centre

Konsep pembentukan Trauma Centre PT Jamsostek (Persero) dimaksudkan sebagai upaya pelatihan K-3 di perusahaan. Trauma Centre berfungsi untuk memberikan lokakarya dan pelatihan mengenai K-3 di perusahaan. Ini termasuk simulasi dan praktik penanganan jika terjadi musibah di perusahaan, seperti kebakaran, ledakan, keracunan serta praktik memberikan bantuan sementara dengan P3K dan sebagainya

Trauma Centre juga dibentuk sebagai upaya untuk penanganan medis secara cepat dan tepat kepada tenaga kerja yang mengalami kecelakaan kerja. Dengan ini ini diharapkan dapat menyelamatkan jiwa dan menekan terjadinya kecacatan atau dampak fatal akibat kecelakaan kerja.

Ringkasan Artikel Ini
Peran Jamsostek dalam Upaya Menurunkan Angka Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja. Partisipasi PT Jamsostek (Persero) dalam membudayakan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) di Indonesia merupakan komitmen untuk menangani berbagai permasalahan dalam mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Meski bersifat mendasar, program jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JK), jaminan hari tua (JHT), dan jaminan pemeliharaan kesehatan (J PK) mampu memberikan perlindungan maksimal kepada tenaga kerja Apalagi selama ini tenaga kerja relatif mempunyai kedudukan yang lebih lemah dalam hubungan industrial. Salah satu risiko dalam pekerjaan yang dihadapi tenaga kerja, di antaranya kecelakaan kerja (KK) dan penyakit akibat kerja (PAK). Kecelakaan Kerja Ahmad Ansyori menuturkan, dalam terminologi yang digunakan di Indonesia, kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja tersebut. Kecelakaan kerja termasuk jika tenaga kerja mengalami kecelakaan dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja atau pulang ke rumah dari tempat kerja melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui yang bersangkutan. Tenaga kerja banyak mengalami kecelakaan kerja akibat dari kondisi berbahaya dan pengamanan yang tidak sempurna Terkait hal ini, terjadi 57.626 kasus kecelakaan kerja atau sebesar 58.15 persen dari total kasus selama 2009. Selain faktor pengaman dan kondisi kerja yang berbahaya, kecelakaan kerja juga kerap terjadi akibat kesalahan tenaga kerja bersangkutan. "Pihak perusahaan juga tidak akan peduli dan tidak akan melakukan pengendalian terhadap potensi yang bisa menyebabkan pe-nyakit akibat kerja di lingkungan kerja Akibatnya kerap terjadi kecacatan dan kematian akibat kerja yang dialami pekerja Ini karena tidak dilakukan penanganan penyakit akibat kerja sejak dini," ujar Ansyori.